Kamis, 01 November 2012

Organisasi Bagian 2

Setelah sebelumnya dijelaskan mengenai pengertian organisasi pada bagian 1, maka pada bagian ini akan dijelaskan bentuk, struktur dan konflik yang terdapat dalam organisasi. Serta akan disertakan pula contoh organisasi yang ada di lingkungan sekitar.


 Bentuk Organisasi

Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:


 Bentuk Organisasi Garis

Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.

Kebaikannya :
1.   Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
2.  Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang       yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
3.   Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.

Keburukannya :
1.   Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
2.    Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3.    Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.


 Bentuk Organisasi Fungsional

Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.

Kebaikannya :
1.   Pembidangan tugas-tugas jelas.
2. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
3. Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.

Keburukannya :
1.          Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour    of duty.
2.   Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.


 Bentuk Organisasi Garis dan Staff

Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.


Kebaikannya :
1.    Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
2.    Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
3.    Perwujudan “The Right Man in The Right Place” lebih mudah terlaksana.

Keburukannya :
1.    Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
2.    Karena susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.


 Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff

Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.


 Struktur atau Skema Organisasi

Skema atau bagan organisasi adalah suatu lukisan yang dimaksudkan untuk menggambarkan susunan organisasi baik mengenai fungsi, bidang, tingkatan maupun rentang kendalinya.


 Macam-macam Skema Organisasi

Berdasarkan teknik atau cara membuatnya:

1.    Skema organisasi Tegak Lurus dari atas kebawah
2.    Skema organisasi Mendatar dari kiri kekanan
3.    Skema organisasi gabungan Tegak Lurus dan Mendatar
4.    Skema Organisasi Lingkaran
5.    Skema Organisasi Gambar

Berdasarkan isi atau fungsi didalamnya:

1.    Skema Organisasi Fungsional
Menjelaskan tentang letak dari fungsi-fungsi tugas dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang lain.

2.    Skema Organisasi Jabatan
Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing.

3.    Skema Organisasi Nama
Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan.

4.    Skema Organisasi Nama dan Jabatan
Menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para pejabat dalam suatu organisasi.

5.   Skema Organisasi Struktur
Menjelaskan tingkatan jenjang antara unit-unit dalam organisasi tersebut.


 Konflik Organisasi

Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.

Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.


Konflik menurut Robbin

konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu :

1.  Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.

2.  Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.

3.  Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif


 Jenis-Jenis Konflik

1.   Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.

2.   Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).

3.   Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.

4.   Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.

5.   Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.


 Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi

Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :

1.    Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2.  Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula,
3.    Perbedaan kepentingan individu atau kelompok,
4.    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
5.    Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.


 Teknik-Teknik Utama Untuk Memecahkan Konflik Organisasi

Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :

1.    Introspeksi diri,
2.    Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,
3.    Identifikasi sumber konflik,


Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :

1.    Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.

2.    Menghindari Konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.

3.    Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini

4.    Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.

Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).

5.    Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.


 Contoh Organisasi di Lingkungan Sekitar

Di lingkungan sekitar tempat tinggal saya terdapat sebuah organisasi yang berbentuk koperasi simpan pinjam. Organisasi simpan pinjam ini merupakan organisasi yang kecil karena anggotanya hanya terdiri dari warga dalam suatu rukun tetangga. Didalam organisasi tersebut hanya terdiri dari penanggung jawab, ketua organisasi dan anggota. Penanggung jawab didalam organisasi adalah ketua rukun tetangga yang sedang menjabat, ketua organisasinya merupakan orang yang dipilih berdasarkan kesepakatan antara anggota dan disahkan oleh penanggung jawab organisasi. Sedangkan  anggotanya merupakan orang yang tinggal di lingkungan rukun tetangga no. 10 dan menyatakan diri ikut serta dalam organisasi. Sama seperti organisasi koperasi pada umumnya, tujuan organisasi tersebut adalah untuk mensejahterakan para anggotanya.

Organisasi ini merupakan termasuk kedalam organisasi niaga. Bentuk organisasi nya adalah organisasi baris, karena setiap anggota memiliki rasa kekeluargaan yang cukup dekat. Oleh karena itu, walaupun organisasi ini merupakan organisasi niaga bukan berarti organisasi ini hanya mencari keuntungan semata (lihat pengertian organisasi niaga di Bagian 1) namun juga bertujuan untuk mendekatkan rasa persaudaraan diantara sesama anggotanya. skema organisasi ini merupakan skema organisasi tegak lurus dari atas kebawah, dimana urutan jabatan dari tertinggi sampai terendah adalah Penanggung Jawab, Ketua dan Anggota.

Organisasi tersebut sudah beberapa tahun berjalan dan tidak pernah menghadapi konflik apapun. Hal tersebut dikarenakan setiap anggota saling menghormati satu sama lain dan rasa kekeluargaan antara orang yang terlibat didalam organisasi tersebut cukup erat. 



Kesimpulan


Setiap organisasi memiliki bentuk dan struktur/skema nya sendiri-sendiri. Bentuk dan struktur organisasi tersebut dapat ditentukan berdasarkan tujuan dari organisasi maupun jumlah anggota yang dimiliki. Hal yang biasanya selalu terjadi didalam suatu organisasi adalah konflik. Konflik yang terjadi didalam organisasi biasanya bersifat merusak maupun justru malah semakin mempererat hubungan sesama anggota didalam organisasi ataupun memajukan organisasi tersebut. Hal ini dimungkinkan karena konflik yang terjadi biasanya dikarenakan keinginan yang kuat oleh seseorang maupun beberapa orang didalam organisasi untuk terus maju. Oleh karena itu, konflik didalam organisasi tidak selamanya bersifat buruk namun dapat bersifat membangun selama konflik yang terjadi tidak menyimpang dari tujuan organisasi.


Source :