BJ. Habibie merupakan presiden Republik Indonesia yang
ketiga dengan masa jabatan dari 21 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999. Selain
sebagai seorang presiden, BJ. Habibie juga pernah menangani berbagai jabatan seperti, Wakil Presiden Indonesia
ke-7, Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia ke-1 dan juga
menjabat sebagai ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) pada
masa jabatannya sebagai menteri.
Pada
tulisan ini, penulis akan mengemukakan bagaimana kepemimpinan Habibie sebagai
seorang presiden.
Presiden
Habibie merupakan lulusan tehnik mesin dari Institut Teknologi Bandung dan
lulusan tehnik penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang dari RWTH
Aachen, Jerman Barat. Meskipun Presiden Habibie tidak memiliki latar belakang
politik, namun Habibie dapat menjelma menjadi sosok pemimpin yang cukup dikagumi.
Awal pemerintahan Presiden Habibie tidaklah mudah. Beliau harus menerima kondisi
Indonesia yang kacau balau pasca mundurnya Presiden Soeharto. Dengan banyaknya
terjadi kerusuhan di berbagai wilayah di Republik Indonesia pada saat itu,
Presiden Habibie yang merupakan seorang jenius mengambil berbagai langkah yang
sangat tepat dalam menangani masalah yang muncul.
Habibie
merupakan seorang pemimpin yang bersifat demokratik. Pencapaian yang dimiliki
beliau diantaranya adalah pelaksanaan otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah
ini, berbagi macam kerusuhan yang terjadi
dapat diredam. Sejalan dengan kepemimpinannya yang demokratik tersebut,
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan membentuk serikat-serikat tersendiri
membawa dampak positif untuk negara Indonesia. Tak hanya itu, Presiden Habibie
juga membebaskan para tahanan politik yang ditangkap pada masa pemerintahan
Presiden Soeharto. Tak hanya pada bidang politik, di bidang ekonomi pun Presiden
Habibie memiliki pencapaian yang fantastis. Pada akhir masa pemerintahannya,
nilai tukar rupiah terhadap dollar mencapai angka Rp. 6.500,- per US DOLLAR.
Hal yang tidak dapat dilakukan oleh para presiden setelah dirinya sampai saat
ini. (Penulis berharap Semoga di masa yang akan datang nilai tukar Rupiah
semakin menguat bahkan melebihi nilai tukar DOLLAR. Semoga saja.)
Pemerintahan
Presiden Habibie tidak semua berjalan mulus. Hal yang cukup fatal bagi
dirinya yaitu mengizinkan diadakannya
referendum kdi Timor Timur untuk memilih apakah ingin tetap bergabung dengan
NKRI atau memisahkan diri. Akibat dari hasil referendum tersebut, Timor Timor
kini memisahkan diri dan berganti nama menjadi Timor Leste. Dengan terlepasnya
Timor Timur menimbulkan banyak kontroversi di negara Republik Indonesia. Hal
ini membuat pidato pertanggung jawaban Presiden Habibie ditolak oleh MPR dan
membuat dirinya tidak mencalonkan diri pada pemilu berikutnya. Namun, dengan
lepasnya Timor Timur ada dampak positif tersendiri yang didapat oleh Indonesia
seperti bersihnya nama Indonesia dimata dunia. Hal ini karena maraknya terjadi
kasus pelanggaran HAM di Timor Timur. Selain itu, Presiden Habibie mungkin
memiliki pemikiran tersendiri mengenai Timor Timur.
Saat
ini, Presiden Habibie merupakan penasehat kepresidenan dimulai pada masa
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hingga
akhir masa kepresidenannya, Presiden Habibie selalu mengemban tugasnya dengan
baik. Kepemimpinannya yang bersifat demokratik, mampu membawa Indonesia melalui
masa-masa sulit. Sang Jenius di bidang tehnik, mampu membawa perubahan yang
sangat besar kepada negara. Sungguh beliau merupakan kebanggaan bangsa dan
merupakan seorang presiden yang penulis hormati setelah Presiden Soekarno.
Semoga di masa yang akan datang, Indonesia dapat memiliki pemimpin seperti
beliau lagi.
Reference :