Minggu, 20 Oktober 2013

Kalimat Dasar Bahasa Indonesia

Dalam menggunakan bahasa Indonesia, kita akan selalu terikat dalam peraturan yang sudah ada didalam bahasa indonesia itu sendiri. Termasuk dalam menggunakan kalimat didalam bahasa Indonesia. Apa yang dimaksud dengan kalimat itu? Kalimat dapat diartikan sebagai rangkaian kata yang mengandung arti sesuatu untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau pendapat. Sedangkan kata dapat diartikan sebagai elemen terkecil didalam suatu kalimat.

Kalimat di dalam bahasa Indonesia harus memiliki kalimat dasar yang memenuhi semua peraturan yang ada didalam bahasa Indonesia. Didalam kalimat dasar bahasa Indonesia, sekurang-kurangnya kita harus memiliki subjek (disingkat menjadi S) dan Predikat (disingkat menjadi P) untuk dapat memenuhi aturan dasar penulisan kalimat di dalam bahasa Indonesia.

Subjek yang dimaksud disini adalah dapat berarti manusia atau sesuatu yang lain, yang dapat melakukan sesuatu. Sedangkan predikat dapat berarti apa yang dilakukan subjek tersebut. Suatu predikat dapat berbentuk kata sifat, kata kerja atau yang lainnya.

Selain unsur S dan P yang telah dijelaskan diatas, terdapat pula unsur Objek (O), Keterangan (K) dan bahkan Pelengkap (Pel.). berikut berbagai pola yang terdapat didalam kalimat dasar bahasa Indonesia :

  1. Kalimat dasar berpola S P contoh : Mereka(S) / sedang berenang(P).
  2. Kalimat dasar berpola S P O contoh : Mereka(S) / sedang menyusun(P) / karangan ilmiah(O).
  3. Kalimat dasar berpola S P Pel. contoh : Anaknya(S) / berternak (P) / ayam(Pel.)  
  4. Kalimat dasar berpola S P O Pel. contoh : Dia(S) / mengirimi(P) / saya(O) / surat(Pel.)
  5. Kalimat dasar berpola S P K contoh : Mereka(S) / berasal(P) / dari surabaya(K)
  6. Kalimat dasar berpola S P O K contoh : Dia(S) / sedang membaca(P) / buku(O) / di dapur(K)

Source and Reference :

Senin, 14 Oktober 2013

Diksi (Pilihan Kata)

Didalam situasi tertentu, biasanya kita akan mencari kata-kata yang sesuai agar lawan bicara yang akan kita hadapi dapat mengerti maksud dari apa yang kita ucapkan. Pemillihan kata yang sesuai itulah yang kita namakan diksi. Secara umum, pengertian dari diksi atau pilihan kata adalah kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Agar maksud dan tujuan pilihan kata dapat tercapai seperti apa yang telah dituliskan.

Pilihan kata (diksi) pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata yang dapat menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar. Untuk itu, agar gagasan-gagasan tersebut dapat dengan tepat ada pada majinasi pembaca atau pendengar, ketersediaan kata yang dimiliki oleh seorang penulis mutlak diperlukan yaitu berupa perbendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia memiliki daftar kata. Persoalan ketepatan pilihan kata dari daftar kata itu akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata seseorang, sehingga dari daftar kata itu dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan atau seleksi kata.

Pemilihan kata bukanlah sekadar kegiatan memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa masyarakat pemakainya. Untuk itu, dalam memilih kata diperlukan analisis dan pertimbangan tertentu. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pilihan kata adalah di antaranya penulis/pengarang mampu membedakan secara cermat denotasi dan konotasi kata, mampu mengetahui kata kerja yang menggunakan kata depan yang harus digunakan secara idiomatis, mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya, menghindari kata-kata ciptaan sendiri, waspada terhadap penggunaan kata asing, dan mampu membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.

Ketepatan makna kata menuntut pula kesadaran penulis atau pembicara untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referensinya. Demikian pula masalah makna kata yang tepat meminta pula perhatian penulis atau pembicara untuk tetap mengikuti perkembangan makna kata dari waktu ke waktu.

Pilihan kata sebenarnya berhubungan dengan tutur dan tata tulis untuk mewadahi pikiran. Untuk memilih kata dengan tepat, diperlukan penguasaan kosa kata yang memadai. Kata yang dipilih harus dapat memberi ketepatan makna karena pada masyarakat tertentu sebuah kata sering mempunyai makna yang baik , dan pada masyarakat lain memberikan makna yang kurang baik. Penggunaan kata harus sesuai dengan norma kebahasaan masyarakat.

Agar seseorang dapat mendayagunakan bahasa secara maksimal diperlukan kesadaran betapa pentingnya menguasai kosakata. Penguasaan kosa kata tidak akan perrnah lepas dari kemampuan menggunakan pilihan kata secara tepat.


Ketepatan tersebut akan dapat menghasilkan kepastian makna, sedangkan kesesuaian kata menyangkut kecocokan antara kata yang dipakai dengan situasi yang hendak diciptakan, sehingga tidak mengganggu suasana batin, emosi, atau psikis antara penulis dan pembacanya, pembicara dan pendengarnya. Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan berkualitas, penulis harus memperhatikan ketepatan dan kesesuaian kata.  Agar dapat memiliki ketepatan dan kesesuaian kata dalam pemilihan kata.

Source and Reference :

Minggu, 06 Oktober 2013

Ragam Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, ternyata memiliki banyak perbedaan penggunaannya dalam berbagai situasi dan kondisi tertentu. Perbedaan yang variatif inilah yang dapat kita sebut sebagai ragam bahasa. Ragam bahasa ini, dapat terlahir karena perbedaan tingkatan sosial dan lokasi geografis yang ada didalam negara kesatuan republik Indonesia. Perbedaan-perbedaan yang unik itulah, yang mendorong terbentuknya berbagai ragam bahasa didalam bahasa Indonesia.

Ragam bahasa Indonesia, dapat dibedakan menjadi berbagai macam. Berikut ini, akan dipaparkan berbagai jenis ragam bahasa Indonesia :

Secara umum, ragam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ragam lisan dan ragam tulisan. Kedua jenis ragam bahasa ini, memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Perbedaan itu antara lain :
  1. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, sedangkan ragam tulisan tidak membutuhkannya
  2. Fungsi-fungsi gramatikal dalam ragam tulisan harus jelas sedangkan didalam ragam tulisan, fungsi-fungsi gramatikal itu tidak selalu harus dinyatakan.
  3. Ragam lisan terikat dalam kondisi, situasi, ruang dan waktu. Sedangkan ragam tulisan tidak.
  4. Ragam lisan dipengaruhi oleh intonasi, tekanan, nada, irama dan jeda, sedangkan ragam tulisan dipengaruhi oleh tanda baca, huruf besar dan huruf miring.

secara mendasar, ragam lisan dan tulisan dapat dibedakan menjadi ragam baku dan tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Ragam  tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai dengan ciri-ciri menyimpang dari norma ragam baku.

Selain berbagai macam ragam bahasa diatas, masih ada lagi jenis ragam bahasa Indonesia yang digunakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu ragam bahasa sosial dan ragam bahasa fungsional. Ragam sosial lebih banyak digunakan dalam ragam bahasa lisan, hal ini dikarenakan oleh penggunaan ragam bahasa sosial itu sendiri yang memang dikhususkan untuk interaksi antar masyarakat. Ragam sosial juga dapat digunakan sebagai indikator tingkatan sosial yang ada didalam  masyarakat. Berbagai jenis ragam sosial itu antara lain seperti : ragam bahasa resmi, ragam bahasa akrab, ragam bahasa agak resmi dan ragam bahasa santai.

Ragam bahasa fungsional (Profesional) adalah ragam bahasa yang penggunaannya lebih banyak dalam ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa fungsional ini, berkaitan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya. Dalam kenyataan, ragam bahasa fungsional ini dapat menjelma menjadi bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian. Berbagai jenis ragam bahasa yang termasuk dalam ragam bahasa fungsional ini antara lain  seperti  ragam keilmuan/teknologi, ragam kedokteran, ragam bahasa undang-undang, ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa ilmiah, dan lain sebagainya.


Ragam bahasa Indonesia memang memiliki banyak jenis dan fungsinya masing-masing. Perbedaan ragam bahasa yang ada di masyarakat, bukanlah sesuatu yang dapat menghancurkan persatuan didalam masyarakat Indonesia, tetapi merupakan sesuatu yang dapat memperkokoh dan menjadi keunikan sendiri didalam persatuan masyarakat. Meskipun semua jenis ragam bahasa sah untuk digunakan siapapun, akan tetapi sebaiknya bahasa yang akan digunakan harus disesuaikan dengan situasi, kondisi serta tujuan dalam menggunakan ragam bahasa tersebut. Hal ini dimaksudkan agar setiap elemen masyarakat Indonesia dapat mengerti satu sama lain melalui satu bahasa pemersatu, yaitu bahasa Indonesia.

Source and reference :